Kamis, 28 Agustus 2008

Durian

DURIAN Bukan Buah Terlarang!
Meskipun mendapat julukan The King of the Fruit, rajanya buah, durian menjadi buah yang kontroversial. Perbedaan pendapat itu seputar berbahaya atau tidak mengonsumsi durian bagi kesehatan si konsumen. Buah bergizi tinggi ini bukan buah terlarang, karena kadar lemaknya jauh lebih rendah dibanding lemak hewani.

Kekayaan alam yang kita miliki patut untuk disyukuri. Alam tropis Indonesia memberikan anugerah yang cukup besar berupa keragaman hayati. Beragam flora tumbuh dan berkembang dengan baik di negeri ini, di antaranya adalah buah-buahan.

Banyak jenis buah tropis menjadi kegemaran turis asing dan lokal, sehingga merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka. Kunjungan ke kebun-kebun buah yang telah dijadikan obyek agrowisata merupakan bukti akan hal tersebut.

Untuk memenuhi permintaan konsumen akan buah di luar negeri, telah dilakukan ekspor ke beberapa negara. Ini menjadi bukti, bahwa anggapan mutu buah-buahan lokal kalah dengan buah impor, tidak sepenuhnya benar.

Namun kenyataan membanjirnya buah impor di pasaran, diakibatkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi buah untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Meningkatnya konsumsi buah-buahan menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat akan pentingnya vitamin dan mineral. Buah-buahan juga merupakan sumber serat pangan (dietary fibre) yang sangat berguna bagi kelancaran proses pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, sehingga sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, stroke, dan berbagai kanker.

Banyak buah-buahan Indonesia yang dimasukkan ke dalam kategori buah unggul. Namun demikian, baru sekitar sembilan jenis buah yang varietas unggulnya telah dilepas oleh Menteri Pertanian. Kesembilan jenis buah tersebut adalah anggur, apel, alpukat, belimbing, durian, mangga, nangka, rambutan dan salak. Di antara kesembilan jenis buah tersebut, durianlah yang memiliki varietas unggul terbanyak.

Rajanya Buah
Durian (Durio zibenthinus Murr.) mendapat julukan sebagai The King of the Fruit. Buah ini sudah dikenal dan banyak dibudidayakan di daerah tropis terutama Indonesia.

Produksi yang melimpah dan banyak disukai menyebabkan durian mempunyai prospek yang baik. Rasanya yang lezat dan aromanya yang khas menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar buah berduri ini.

Pada awalnya, tanaman ini tumbuh liar dan terpencar-pencar di hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Kemudian menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, Thailand, India dan Pakistan. Seiring dengan perkembangannya tersebut, kini telah ditemukan 300 spesies yang bermarga Durio di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, telah ditemukan sekitar 27 spesies. Akan tetapi dari jumlah spesies tersebut, baru enam spesies yang umum dikonsumsi masyarakat

Durio zibenthinus Murr. merupakan spesies yang sangat digemari masyarakat dan paling sukses dibudidayakan. Tanaman ini termasuk tanaman musiman berasal dari Kalimantan dan Sumatera. Secara morfologi buah durian ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu kulit, daging buah dan biji. Pada bagian kulit luar (perikarp) buah durian memiliki duri-duri yang sangat tajam.

Tanaman durian memiliki sosok berupa pohon tinggi yang dapat mencapai ketinggian 50 meter, dan dapat tumbuh mencapai umur ratusan tahun. Warna daging buahnya pun bervariasi, yaitu putih, krem, kuning muda, kuning kehijauan dan ada pula yang berwarna kuning tembaga. Di dalam buah terdapat pongge, yaitu biji yang diselimuti oleh daging buah.

Tanaman ini dapat tumbuh baik pada tempat yang subur, bertanah gembur dan tidak bercadas. Dalam setiap musim, jumlah buah yang dihasilkan bisa sekitar 80-100 buah per pohon, tergantung besarnya pohon.

Sedangkan pohon yang telah cukup tua, bisa menghasilkan 200 buah per pohon. Musim berbunga pohon durian dimulai pada bulan Juni sampai September, dan buah akan menjadi matang pada bulan Oktober sampai Februari.

Durian dapat dikembangbiakkan melalui tiga cara, yaitu secara vegetatif, generatif, serta campuran antara vegetatif dan generatif. Namun umumnya durian diperbanyak secara generatif dengan menggunakan biji. Perbanyakan ini akan menghasilkan keturunan yang bervariasi, dengan sifat-sifat yang berlainan dari sifat tanaman induk, karena durian adalah tanaman yang menyerbuk silang.

Untuk mempertahankan sifat-sifat yang sama dengan tanaman induk, maka ada pula yang dilakukan dengan perbanyakan vegetatif. Cara yang biasanya dilakukan adalah dengan okulasi (penempelan mata atau budding).

Varietas Unggul
Harga durian yang bervariasi sangat ditentukan oleh faktor keunggulannya.

Semakin unggul jenisnya, semakin tinggi pula harganya. Saat ini Menteri Pertanian telah melepas 13 jenis varietas durian sebagai varietas unggul.

Ketigabelas varietas itu adalah durian bokor (asal Majalengka), durian kani (introduksi dari Thailand), durian otong (introduksi dari Thailand), durian perwira (asal Majalengka), durian petruk (asal Jepara), durian si dodol (asal Kalimantan Selatan), durian si hijau (asal Kalimantan Selatan), durian si japang (asal Kalimantan Selatan), durian si mas (asal Bogor), durian si tokong (asal Pasar Minggu), durian si riwig (asal Majalengka), durian sukun (asal Gempolan), dan durian sunan (asal Boyolali).

Durian-durian tersebut sering diekspor, tetapi secara kuantitatif belum memenuhi permintaan pasar. Secara umum perbedaan-perbedaan yang terdapat pada durian jenis unggul tersebut terletak pada penampilan, warna, serta daging buahnya.

Kehadiran durian monthong (asal Thailand), memiliki keharuman nama tersendiri. Sifat-sifat yang dikatakan unggul pada durian monthong adalah rasa daging buahnya yang manis, berwarna kuning, tebal serta berbiji kecil, bahkan kadangkala kempes, aroma tajam dan khas. Keunggulan lainnya adalah penampilan tajuk pohon yang bercabang rendah dan berbuah lebat.

Selain durian unggul di atas terdapat jenis buah lain, yaitu durian parung. Buah durian parung berbentuk bulat memanjang berwarna hijau keabuan, daging buah tebal dan berwarna kuning, sedikit berserat dan biji berukuran kecil.

Semakin Berlemak, Semakin Gurih
Bagian yang dapat dimakan dari satu buah durian adalah sekitar 22%, yaitu bagian daging buahnya.

Bagian lainnya adalah kulit luar (pericarp) dan biji (pongge). Bagian kulit biasanya dibuang, sedangkan bagian biji dapat diolah menjadi tepung, keripik atau dimakan setelah direbus.

Daging buah durian dapat dimakan dalam keadaan segar atau diolah menjadi berbagai produk olahan. Di Palembang dan daerah Sumatera lainnya, daging buah durian umumnya diolah menjadi tempoyak, yaitu bubur buah yang ditambah garam dan difermentasi (diragikan), dapat digunakan sebagai lauk pauk.

Selain itu, daging buah durian juga dapat diolah menjadi dodol durian, keripik durian (seperti keripik nangka), bahan campuran es krim atau es putar. Daging buah yang hampir masak dapat digunakan untuk sayuran.

Dalam perkembangannya saat ini, daging buah durian juga dapat diawetkan dengan cara dibekukan atau dikalengkan.

Komposisi gizi buah durian sangat beragam, tergantung dari jenis, umur buah (kematangan) serta tempat tumbuhnya. Namun secara umum, buah durian mempunyai kandungan gizi yang cukup. @

Prof. DR. Made Astaman, MS, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB

Tidak ada komentar: